Maaf

 Maaf...

 

Terkadang satu kata tersebut, tidaklah berharga. Bagaimana mungkin kita bisa memaafkan kesalahan orang lain hanya dengan satu kata. Juga berfikir sebaliknya bahwa orang lain mungkinkah bisa memaafkan kita hanya dengan mengatakan "maaf"

Naif ? sudah pasti. Tapi, sebuah hati bukanlah sebongkah batu ataupun baja yang tidak bisa tertembus apapun. Batu saja bisa berlubang jika ditetesi oleh air, hati kita ?

Sungguh aku tahu hatiku, sungguh sangat tahu. Hatiku mungkin lebih keras dari batu. Tapi sebuah kesalahan tetap akan tertanam, Luka yang ditorehkan tetap terasa sakit. Hakikatnya bukan hanya dengan "Maaf" luka itu bisa terobati, tapi bagaimana seseorang menyampaikan maaf tersebutlah yang dapat menawar luka sehingga tidak akan terasa sakit.

 

"Maaf" mungkin hanya sebuah kata, Namun jika maaf dilandasi dengan ketulusan dan bukan kepura-puraan maka ia bukan hanya sebuah kata, melainkan sebuah penghiburan, obat juga penawar rasa sakit yang mungkin akan mengobati hatimu.

Air yang ditetesi pada batu ibarat sebuah proses permintaan maaf. Bukan air yang melubangi batu, tapi proses yang terus meneruslah yang membuat air itu mampu. "Maaf" yang hanya satu kali tentu tak akan begitu saja mampu menyembuhkan atau menghilangkan kesalahan kita.

Setidaknya "Maaf" kita telah tersimpan di hati seseorang, yang kelak akan digalinya sendiri untuk menawar lukanya. Dan semoga ada seseorang yang lain, yang juga mampu mengatakan maaf untuk memperbaiki kesalahannya. Hanya "Maaf"

Untuk semua orang yang pernah menyakiti dan tersakiti olehku, Terima kasih karena telah menorehkan luka tanpa meminta maaf dan Maaf karena aku telah menyakiti kalian. Maaf.....

Fie 141012